International Science Lecture Series
STIKes Dharma Husada mendapat undangan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta untuk mengikuti Kuliah Umum Internasional tentang malaria bersama Prof. Geoffrey Mc Fadden from University of Melbourne. STIKes Dharma Husada mengirimkan 20 orang perwakilan dosen dari Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masayarakat, Prodi S1 Ilmu Keperawatan, Prodi D III Keperawatan, Prodi D III Kebidanan dan Prodi D III Refraksi Optisi serta perwakilan BEM STIKes Dharma Husada Bandung, berikut ini Summary of Public Lecture,
Australian Embassy, 9th November 2011
MALARIA – THE PLANT CONNECTION
Professor Geoff Mcfadden
Garis besar kuliah ini menceritakan tentang sejarah malaria, obat antimalaria, hubungan parasit malaria dengan tumbuhan dan herbisida sebagai obat baru malaria. Ditilik dari sejarah, Hipocrates menyatakan ada hubungan antara penyakit malaria dengan lokasi, iklim dan musim. Pada tahun 2010, malaria merupakan major global health problem. Hampir 1 juta orang meninggal karena malaria dan sekitar 500 juta terinfeksi malaria. Malaria juga dianggap penyebab kemiskinan karena banyak terjadi di negara miskin. Kuinin atau kina yang berasal dari tanaman Cinchona pubescens sebagai obat anti-malaria yang telah lama digunakan, hampir tidak efektif lagi karena resistensi. Obat baru, artesunat, juga telah dilaporkan di Thailand mengalami resistensi. Obat-obat baru sangat diperlukan untuk mengatasi ancaman resistensi. Setidaknya diperlukan sepuluh obat baru anti malaria yang dapat digunakan bergiliran dan secara kombinasi untuk menghindari resistensi. Selain itu, secara ekonomi, obat anti-malaria juga harus murah dengan biaya sekitar 1 $ US per dosis yang sangat sulit dicapai oleh obat-obat yang ada sekarang.
Tantangan penemuan obat baru anti-malaria membawa kembali penelitian mendasar tentang struktur Plasmodium sebagai parasit malaria. Wilson (1996) menemukan gene mirip tumbuhan dalam Plasmodium falcifarum. Bukti-bukti yang menunjukkan adanya hubungan kuat antara parasit malaria dengan tumbuhan yaitu: pertama, struktur DNA sirkular mirip tumbuhan; kedua, terdapat plastid, suatu subkompartemen mirip kloroplas pada tumbuhan dan alga; ketiga, pemetaan gen menunjukkan plasmodium memiliki 500 gen mirip gen tumbuhan.
Penelusuran asal parasit malaria sangat menarik. Malaria merupakan eukariot yang juga mengandung komponen alga. Bahkan, nenek moyang semua parasit, Chromera merupakan suatu alga. Parasit malaria dapat dikatakan merupakan keturunan alga primitif yang mengalami evolusi, termasuk evolusi sitem imun, sehingga malaria merupakan parasit yang “lebih” pintar untuk menghindar dari kematian akibat obat.
Penemuan penting lain yang menunjukkan bahwa malaria lebih mendekati tumbuhan daripada hewan adalah adanya plastid. Plastid hanya terdapat pada tumbuhan atau alga sebagai tempat fotosintesis, dan tidak ditemukan pada hewan. Plastid pada tumbuhan berperan dalam fotosintesis, pembuatan asam amino, lemak, isoprene dan hem. Pada malaria, plastid tidak berperan dalam fotosintesis dan pembuatan asam amino, namun berperan dalam pembuatan lemak, isoprene dan hem. Banyak jalur metabolisme plastid sensitif baik terhadap antibakterial maupun herbisida dan dapat menjadi target obat baru. Berdasarkan struktur parasit malaria yang lebih dekat kepada tumbuhan, maka obat baru tentunya ditujukan untuk pengobatan terhadap tumbuhan, yaitu herbisida.
Herbisida memberi peluang besar dalam drug discovery anti-malaria karena memiliki kriteria: biaya produksinya murah, meskipun beberapa toksik banyak herbisida aman, dapat diketahui mekanisme kerjanya. Selama ini, kina/kuinin dan artesunat digunakan tanpa diketahui dengan pasti dimana target kerjanya pada jalur metabolisme malaria, hanya diketahui mampu membunuh parasit malaria. Penelitian herbisida thioluctomycine menunjukkan kemampuan membunuh parasit malaria yang sangat baik.
Strategi lain terapi malaria meliputi pemetaan tempat dan saat terlemah dalam siklus hidup plasmodium, melakukan penelitian awal vaksin, dan pendalaman liver stage dari siklus hidup plasmodium.
(by Heni Muflihah dan Yeni Mahwati, November 2011)
STIKes Dharma Husada mendapat undangan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta untuk mengikuti Kuliah Umum Internasional tentang malaria bersama Prof. Geoffrey Mc Fadden from University of Melbourne. STIKes Dharma Husada mengirimkan 20 orang perwakilan dosen dari Prodi S1 Ilmu Kesehatan Masayarakat, Prodi S1 Ilmu Keperawatan, Prodi D III Keperawatan, Prodi D III Kebidanan dan Prodi […]