Metode Penelitian Perilaku Kesehatan

kelas_-1

PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN

Perilaku menurut Skinner merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus, yang dibedakan menjadi dua:

  1. Perilaku tertutup (covert behaviour),  apabila respons tersebut terjadi dalam diri sendiri, dan sulit diamati dari luar (orang lain) yang disebut dengan pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude).
  2. Perilaku Terbuka (Overt behaviour), apabila respons tersebut dalam bentuk tindakan yang dapat diamati dari luar (orang lain) yang disebut praktek (practice)

Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori ‘S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons). Berdasarkan batasan dari Skinner tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa  perilaku adalah kegiatan  atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan, nafsu, dan sebagainya. Kegiatan ini mencakup :

  1. Kegiatan kognitif: pengamatan, perhatian, berfikir yang disebut Pengetahuan
  2. Kegiatan emosi: merasakan, menilai yang disebut Sikap (afeksi)
  3. Kegiatan  konasi: keinginan, kehendak   yang disebut tindakan (practice)

 

Perilaku kesehatan adalah suatu repson seseorang (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dalam konteks pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan dibagi menjadi dua: 1) Perilaku masyarakat yang dilayani atau menerima pelayanan (consumer), Perilaku pemberi pelayanan atau petugas kesehatan yang melayani (provider).

 

Perilaku kesehatan masyarakat (consumer) adalah perilaku  individu, kelompok atau masyarakat yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ini meliputi kegiatan :

  1. Mencegah dari sakit dan kecelakaan (preventif).
  2. Meningkatkan derajat kesehatannya (promotif)
  3. Bila sakit berupaya untuk memperoleh kesembuhan (kuratif)
  4. Bila telah sembuh berupaya untuk memulihkan (rehabilitatif)

Dimensi Perilaku kesehatan dibagi menjadi dua:

  1. Healthy Behavior yaitu perilaku orang sehat  untuk mencegah  penyakit dan meningkatkan kesehatan. Disebut juga perilaku preventif (Tindakan atau upaya  untuk mencegah dari sakit dan masalah kesehatan yang lain: kecelakaan) dan promotif (Tindakan atau kegiatan untuk memelihara dan meningkatkannya kesehatannya). Contoh : 1) Makan dengan gizi seimbang, 2) Olah raga/kegiatan fisik secara teratur, 3) Tidak mengkonsumsi  makanan/minuman yang mengandung zat  adiktif , 4) Istirahat cukup, 5) Rekreasi /mengendalikan stress.
  2. Health Seeking Behavior yaitu perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan  dan pemulihan kesehatannya. Disebut juga perilaku kuratif dan rehabilitative yang mencakup kegiatan: 1) Mengenali gejala penyakit , 2) Upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu dengan mengobati sendiri atau mencari pelayanan (tradisional, profesional), 3) Patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan (complientce) atau kepatuhan

 

 

 

METODE PENELITIAN PERILAKU

Penelitian (Riset) adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip (Webster). Menurut Hillway, penelitian adalah suatu metoda studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan hati-hati dan sempurna terhadap masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan dilakukan terhadap masalah yang dirasakan. Penelitian adalah suatu proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau “kebenaran ilmiah” (truth).  Secara garis besar tahap/langkah penelitian adalah :

  1. Persiapan (mengembangkan proposal penelitian)
  2. Pelaksanaan Penelitian (Pengumpulan Data)
  3. Pengolahan dan Analisis Data
  4. Pelaporan hasil penelitian (Penyajian)

 

Metode penelitian perilaku merupakan penerapan metode penelitian dalam perilaku kesehatan. Penelitian perilaku ini lebih spesifik karena subyek dan obyeknya adalah perilaku manusia yang sulit untuk diukur secara langsung. Perilaku manusia juga bersifat dinamis

Metode penelitian perilaku kesehatan dibagi menjadi dua:

1.  Metode Penelitian Survai, yaitu suatu penyelidikan dimana informasi didapatkan tanpa melakukan ekperimen atau percobaan terlebih dahulu. Penelitian survai ini dibedakan menjadi dua :

  • Survai deskriptif, dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan fenomena atau karakteristik suatu populasi
  • Survai analitik, dilakukan untuk mencari penjelasan hubungan antara  fenomena-fenomena yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Ada tiga pendekatan:
  • Survai potong lintang (Cross sectional), dimana Kausa (sebab) atau pengaruh dan akibat atau yang dipengaruhi diukur secara serentak. Pengukuran variabel independent (bebas) dan dependent (terikat) dilakukan pada titik waktu yang sama.
  • Retrospektif, merupakan tinjauan kebelakang yang dimulai dengan akibat (variable dependent) dan berjalan mundur ke kausa yang diduga sebagai sebab. Kelompok (orang-orang) yang menderita penyakit (masalah kesehatan=kasus) dibandingkan dengan kelompok pembanding (kontrol), untuk menentukan apakah mereka berbeda dalam pemaparan mereka terhadap faktor penyebab (risiko). Retrospektif juga disebut studi kasus kontrol (case control study)
  • Prospektif, dimulai  dengan penyebab, kausa atau risiko dan berjalan ke depan menuju akibat atau kasus. Kelompok (individu-individu) yang terpapar faktor risiko dan yang tidak terpapar, diikuti untuk menentukan timbulnya penyakit tertentu (akibat). Contoh: kelompok ibu hamil dengan anemia dan non anemia, diikuti sampai melahirkan. Kemudian bayinya diukur untuk membandingkan BBLR atau tidak (normal).

2. Metode Penelitian Eksperimen, yaitu suatu penelitian dengan melakukan percobaan terlebih dahulu kemudian mengukur pengaruh dari percobaan tersebut. Peneliti melakukan intervensi atau percobaan terhadap variabel, untuk mengetahui perubahan variabel tersebut.

Pengukuran perilaku kesehatan dilakukan pada ketiga  domain perilaku kesehatan yaitu:

1.       Pengetahuan, yaitu “Apa yang diketahui oleh responden terkait dengan kesehatan.” Misalnya tentang penyakit (penyebab, cara penularan, cara pencegahan), gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, dsb. Pengukuran pengetahuan bersifat “memory recall” (apa yang diingat oleh responden tentang pesan-pesan atau informasi kesehatan, bukan apa pendapat responden. Namun demikian apa yang diingat atau diketahui oleh responden sulit dibedakan dengan pendapat responden. Metode penelitian dan pengukuran pengetahuan dibedakan menjadi:

a.    Kuantitatif:

1) Wawancara terstruktur

2) Angket

b.    Kualitatif:

1) Wawancara terbuka (mendalam)

2) Diskusi Kelompok Terfokus (DKT)

 

2.       Sikap, yaitu “Apa pendapat atau penilaian responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan.” Pengukuran sikap dirumuskan dalam bentuk pernyataan. Pernyataan haruslah sependek mungkin, kurang lebih dua puluh kata. Bahasa yang digunakan juga sederhana dan jelas. Tiap satu pernyataan hanya memiliki satu pemikiran saja. Tidak menggunakan negatif rangkap. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan:

a. Sikap merupakan tingkatan afeksi yang positif atau negatif  yang dihubungkan  dengan  obyek (Thurstone).

b. Sikap dilihat dari individu yang menghubungkan efek yang  positif dengan obyek (individu menyenangi obyek atau negatif  atau tidak menyenangi obyek.(Edward)

c. Sikap merupakan penilaian dan atau pendapat individu terhadap obyek :

1)      Setuju, tak setuju

2)      Baik, tak baik

3)      Menerima, tak menerima

4)      Senang, tak senang

d.      Pendapat atau penilaian dinyatakan dalam bentuk pernyataan menggunakan  skala Likert,

Misalnya:     Sangat setuju ————> sangat tak setuju

   Baik sekali ————–> sangat tidak baik

   Sangat menerima ——–> sangat menolak

Metode pengukuran sikap dilakukan dengan :

a.       Wawancara

1)      Guided (wawancara tertutup/terpimpin)

2)      Unguided (wawancara terbuka)

b.      Self administered (Angket):

1)      Guided (tertutup/terpimpin)

2)      Unguided (terbuka)

3.       Praktek (tindakan), yaitu “Apa yang dilakukan oleh responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan (pecegahan penyakit, cara peningkatan kesehatan, cara memperoleh pengobatan yang tepat, dsb).” Pengukuran praktek (tindakan) adalah mengukur praktek, tindakan, atau kegiatan yang dilakukan oleh responden tentang hal-hal yang terkait dengan pemeliharaan atau peningkatan kesehatannya, misalnya:

a. Makan, minum, mandi, buang air besar

b. Berolah raga

c. Upaya-upaya mencegah penyakit

d. Mencari penyembuhan waktu sakit, dsb.

Pengukuran praktek dilakukan dengan metode:

a. Langsung , dengan observasi atau mengamati terhadap perilaku sasaran (respoden), dengan menggunakan lembar tilik (check list)

b. Tidak langsung

1) Metode “recall” atau mengingat kembali terhadap apa yang telah  dilakukan responden.

2) Melalui orang ketiga (orang) lain yang “dekat” dengan responden yang ditelitii.

3) Melalui “indikator” (hasil perilaku) responden, perilaku personal hygiene diukur dari kebersihan kuku, rambut, kulit, dsb.

 

Artikel di atas adalah rangkuman dari Kuliah Umum yang disampaikan oleh : 

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Guru Besar Emeritus Departemen Pendidikan dan Ilmu PerilakuFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2011 di STIKes Dharma Husada Bandung

PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN Perilaku menurut Skinner merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus, yang dibedakan menjadi dua: Perilaku tertutup (covert behaviour),  apabila respons tersebut terjadi dalam diri sendiri, dan sulit diamati dari luar (orang lain) yang disebut dengan pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude). Perilaku Terbuka (Overt behaviour), apabila respons tersebut dalam bentuk tindakan yang […]

Leave a Reply